KU ENTOT TEMAN PACARKU DI KOS
KU ENTOT TEMAN PACARKU DI KOS

KU ENTOT TEMAN PACARKU DI KOS

KU ENTOT TEMAN PACARKU DI KOS

KU ENTOT TEMAN PACARKU DI KOSKU ENTOT TEMAN PACARKU DI KOS HUBUNGAN PANAS – Ini adalah pengalamanku beberapa minggu lalu di tempat kost pacarku Lisa. Aku sangat biasa  keluar masuk di tempat kost itu baik itu bersama Lisa  atau sendirian. Kadang aku juga tidur di situ kalau kemalaman. Kost ini memang nggak ada penjaganya, pemiliknya hanya datang sebulan sekali ambil duit.

Suatu hari aku datang ke kost Lisa, sialnya saat itu Lisa sudah pergi ke Bromo bersama teman kuliahnya. Dalam hatiku aku mengumpati si Lisa yang nggak pamit kek atau ngasih tahu seperti biasanya. Mentang-mentang dia ada yang naksir trus aku mulai nggak dianggap.

Sore itu kucoba nyalakan komputer di kamar Lisa, ntar biar aku masukin virus makro-nya MS-Word lagi biar ilang semua ketikan dia. Tapi aku main DOOM dulu biar kedongkolanku sedikit berkurang. Belum ada dua puluh menit aku main tiba-tiba pintu kamar yang nggak aku kunci terbuka. Eca dengan celana pantai dan kaos dagadunya sudah menerobos masuk ke kamar Lisa. Waduh aku kena jadi sembur monster Doom deh.

“Hai mas,… lagi ngapain tuh ?” si Eca teman sekost nya Lisa datang, wah si Eca nih pasti minta tolong ngetik lagi.
“Minta tolong dong mas,…” pintanya sambil berganyut di daun pintu. Aku pura-pura nggak mau aja lah.

“Aduh,.. aku bener-bener capek sekarang Ca,… kalau kamu sendiri mau pake komputer ini pake aja” Eca memonyongkan bibirnya, aku tahu dia nggak terlalu lancar ngetik maklum nggak sering make komputer.
“Tolonglah mas,… aku nggak bisa ngetik lancar nih apalagi ini banyak rumusnya, bisa-bisa dua lembar selesai dua hari “. Memang sih kalo MSWord pake rumus mesti klak-klik terusan ngerjakannya.

“Kamu bawa ke rental saja deh, ntar disana ada kok yang mau ketikin punya kamu itu”.
“Penuh,… besok sudah harus dikumpulin” jawabnya singkat.
“Duh mahasiswa, kebiasaan pake acara dadakan tuh,… Oke aku ketik tapi nanti kamu harus pijitin aku. Bagaimana ?” aku mengajukan penawaran kepada Eca.
“Nanti kalo ketahuan Lisa?” Eca memandang langit-langit dan aku memandangi pahanya.
“Enggak,… kan Lisa lagi ke Bromo sama temen temennya”

Singkatnya penawaranku diterima dan aku langsung ketik naskah punya Eca. Baru dua paragraf aku ketik, aku jadi teringat kalau aku juga pernah ketik naskah semacam ini untuk Lisa. So jadi tinggal Copy dan Paste lalu Edit sedikit dan selesai.

“Di print sekalian nggak nih Ca?” tanyaku pada Eca yang malah asik bolak-balik majalah punya Lisa.
“Lho kok cepet sekali, nggak ada yang salah ketik apa ?” ia menanyakan padaku dan bangkit mendekat ke arah monitor memeriksa naskah itu. Eca agak membungkuk membaca hasil ketikanku di monitor. Eh ada kesempatan baik, leher kaosnya jadi turun dan aku bisa melirik tetek milik Eca. Luar biasa, sekilas saja aku bisa pastikan tetek milik Eca masih kencang.

“Eh nakal ya,…” aduh ketahuan deh. Eca segera bangkit dan menutup leher kaos yang di pakeknya. Aku nyengir-nyengir saja. Tapi dia nggak serius tuh marahnya, Eca malah senyum-senyum malu sambil memaksakan diri melotot.
“Ntar aku bilangin Lisa lho, mas suka ngintip” ancamnya lagi.
“Ah bukannya kamu yang suka ngintip kalo aku pas tidur sama Lisa”, aku balikan kata sambil menyalakan printer. Memang Eca pernah ketahuan ngintip pas aku sedang minta jatah biologis ke Lisa.

“Nih ” empat lembar naskah itu sudah tercetak dan aku serahkan sama Eca.
“Trims ya mas,…. Jadi nggak pijit nya ?”
“Oh ya jadi dong,…”

Aku tiduran di ranjang dan Eca memijiti punggungku. Pintu aku tutup tapi nggak aku kunci. Aku melepaskan baju yang aku pakai, aku bilang takut kusut. Pijatan Eca terasa enak sekali malah seperti sudah prof. Dari leher sampai pinggang diurut dengan seksama.

“Ca,… kamu cerita sama Budi (pacarnya Eca) nggak ?” tanyaku membuka kebisuan.
“Cerita apa ?”
“Tentang yang kamu intip itu”
“Ah ya enggak dong ”
“Bener ?”
“Iya,..!!!”

CERITA LAINNYA
CEWE BERHIJAB MANIS TAPI GANAS DI RANJANG

Dua puluh menit aku dipijitin sama si Eca lalu dia mengeluh capek. Aku menawarakan diri untuk gantian pijit.

“Ah enggak ah, geli,…”.
“Tapi enak lho Ca percaya deh” mulanya dia nolak tapi akhirnya mau juga. Aku bangkit sambil aku geser dia untuk naik ke ranjang. Lalu ku pijit mulai dari lehernya lalu turun ke punggung dan pinggang. Ku perhatikan paha bagian belakang Eca  mulusnya bukan main, putih lagi.

“Ca kamu pernah nggak main sama pacarmu Budi ?” aku beranikan diri untuk masuk ke dalam topik yang rada ngeres.
“Main apaan ?”
“Main kayak aku sama Lisa”
“Ehm,… mulai aneh-aneh ya,…”
“Cuma nanya kok ”
“Kalo pernah kenapa dan kalo belum pernah juga kenapa ?”
“Yah nggak apa-apa, cuma pingin tahu aja, kamu tahu aku sama Lisa, aku juga kepingin tahu kamu dengan Budi”
“Nggak ah,… nggak aku jawab”
“Ah berarti pernah nih”
“Lho kok bisa ambil kesimpulan?”
“Iya biasanya kalo belum pernah pasti jawabnya tegas belum”
“Terus, kalo aku sudah pernah main sex begitu sama Budi kenapa juga”

“Yah,… barangkali,….” Aku sengaja nggak nerusin kata-kataku.
“Barangkali apa ?!”
“barangkali aku boleh coba”
“Ah nggak mau,….”
“Kenapa,…”
“Aku takut, punya mas besar sekali”
“Justru yang besar itu yang enak tahu ”

“Ah masak ?” Eca memutar badannya dari yang tadinya telungkup jadi telentang. Aku nggak buang waktu lagi, aku segera menindihnya. Eca gelagepan ketika aku serang teteknya yang membuat aku penasaran dari tadi. Aku ciumi lehernya sampai dia terengah-engah kehabisan nafas. Ketika aku dapatkan bibirnya tanganku mulai melepasi kaos dan celana pantai sekalian cd-nya. Aku tangkap gundukan daging di selangkangannya dan dengan jari tengahku aku gosok lipatan dagingnya yang sudah becek dengan lendir. Eca jadi Ahhh uhhhh sambil menggelinjang ke kanan dan ke kiri.

Tiba tiba Eca jadi buas, ia mendorong tubuhku dan duduk diatas perutku membelakangi aku. Dengan terburu-buru ia melepaskan ikat pinggang celana yang aku pakai. Aku ngeri takut kalau resleting celanaku makan korban. Dan sebentar saja Eca sukses menurunkan celana yang aku pakai sebatas lutut. Dan bongkahan daging yang sedari tadi sudah membengkak diselangkanganku menyembul keluar. Eca meremasnya kuat-kuat sebelum ia memundukkan pantatnya ke arah mukaku dan “slup” bongkahan dagingku itu sudah masuk dalam mulutnya. Nggak nyangka, Eca yang selama ini aku kira diem eh ternyata,…. Boleh juga permainannya.

Aku juga nggak tinggal diam, memeknnya Eca yang hampir tanpa bulu itu sudah terpampang didepan mukaku dan aku hisap serta jilati sepuasnya. Lidahku aku julurkan mencoba menerobos ke dalam lobang memeknya Eca. Sejenak ia melepaskan kulumannya dan menengadah sambil merancu “Ehhh lagi mas ehhh terus terus yah yang itu ehhhh” ….

Aku nggak tahan lagi didiemin barangku. Segera aku dorong pantat Eca sehingga ia telungkup lagi dan aku arahkan rudal scottku ke balik pahanya.

“Agak diangkat dikit dong Ca” pintaku supaya Eca agak nungging. Ia menuruti sambil membuka selangkangannya lebih lebar. Dan aku mulai memasukkan rudalku dalam memeknya. Ia meringis dan katanya punyaku lebih besar dari pada milik si Budi pacarnya itu. Tapi ketika aku mulai membenamkan lebih dalam lagi Eca melotot dan mengaduh kesakitan. Mungkin karena ia baru pertama kali ini mendapatkan the real penis macam punya aku. Aku diamkan sebentar sambil menenangkan Eca. Kalau gara-gara ini akhirnya di cancel wah rugi dong aku.

Aku mulai pelan pelan menarik dan membenamkannya lagi sampai Eca terbiasa. Nggak seberapa lama kok, lima enam kali memek Eca sudah bisa adaptasi dengan punyaku. Meskipun begitu lobang memek Eca masih terasa menggenggam batang dagingku erat sekali. Jadi ingat rasanya seperti pertama aku memperawani si Lisa dulu. Nggak sampai sepuluh menit Eca sudah kejang melepaskan orgasmenya yang pertama. Ah dasar pemula sih. Aku berhenti sejenak disaat aku sudah sampai pada tujuh puluh lima persen hampir orgasme.

Aku bangkitkan lagi gairahnya dengan meremas kedua puting tetek Eca dari belakang. Berhasil, Eca mulai menggoyangkan lagi pantatnya dan aku nggak buang waktu lagi, aku segera mengayunkan ke depan dan kebelakang mengimbanginya. Eca orgasme sampai empat kali sebelum yang kelimanya aku dan Eca orgasme bareng-bareng. Ku hamburkan semua spermaku dalam memeknya Eca yang berdenyut kuat dan aku tertidur.

Aku bangun sekitar pukul setengah sembilan dengan kemaluan masih menancap dalam memeknya Eca. Aku bangunkan dia dan,… asiknya si Eca jadi minta lagi. Malam itu aku ganti ganti style mulai dari frontal, berdiri, doggy style juga dengan duduk diatas kursi. Aku bermalam di tempat kost itu kali ini bukan di kamar Lisa tapi di kamar Eca. Aku jadi nggak kesepian lagi meski Lisa ke Bromo sampai empat hari dan empat hari itu aku dan Eca menggunakan kesempatan sebaik-baiknya.

Eca pindah kost setelah dua minggu sejak itu. Tempat kost baru Eca sejenis dengan tempat kost sebelumnya bebas keluar masuk. Aku dapat dua jatah satu dengan Lisa satu lagi dengan Eca. Terus terang aku lebih suka main dengan Lisa yang lebih prof daripada Eca. Beberapa hal yang aku suka pada tubuh Eca adalah memeknya yang nggak terlalu banyak bulu dan teteknya yang begitu ranum, sedang yang aku suka pada Lisa adalah teknik main sexnya yang luar biasa. Sorry nggak sempat aku ceritakan disini, mungkin lain kali. Buat Budi aku minta maaf telah melanggar kebunmu, habis menurut Eca kamu kurang bersungguh-sungguh dan selalu ketakutan dengan kehamilan.

HUBUNGAN PANAS

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *