Rejeki Nomplok Saat Aku jadi Ojek
Rejeki Nomplok Saat Aku jadi Ojek Hubungan Panas – Namaku Candra, pria 35 tahun. Sebenarnya aku sedikit malu, namun cerita ini akan aku mulai dengan nama samaran. Awal kejadiannya adalah di bulan desember 2001 kemaren. Saya adalah mahasiswa PTS di kota Yogya, karena terdesak dengan banyaknya kebutuhan hidup maka setiap sore sampai malam saya bekerja sebagai tukang ojek di daerah terminnal.
Seperti biasanya hari itu adalah senin malam sekitar jam 19.00 wib aku masih nongkrong di pos ojek menunggu penumpang. Malam itu sepi karena banyak teman yang tidak berangkat mungkin disebabkan sejak jam 5 sore tadi hujan mengguyur kota ini. Hanya kami bertiga yang masih bertengger di pos ojek sambil main kartu untuk mengisi waktu kosong kami.
Saat itu aku sudah jenuh, dan aku kalah mainnya, aturannya yang menang akan menarik penumpang duluan. Setelah kelewat sepuluh menit kami main kartu, dari arah magelang datang sebuah bus malam yang menurunkan banyak penumpang. Ada dua orang yang datang ke arah kami dan tentulah mereka adalah penumpang. Sejurus kemudian kedua temanku sudah meninggalkan aku sendirian di pos. Yaah aku tidak dapat duit nih hari ini. Kemudian aku putuskan untuk pulang saja karena memang hujan tidak bersahabat, tentu para penumpang lebih suka naik taksi yang lebih nyaman. Saat aku starter motor aku lihat seorang perempuan muda 30an tahun mungkin tengah menunggu taksi ataupun hujan reda. Kemudian saat aku lewat didepannya aku menawarkan tumpangan.
“ojek mbak?”
perempuan itu tampak ragu2. lantas melihat ke arahku.
“ke jetis berapa?”
“tujuh ribu mbak!” tak kusangka Mbak itu mau juga aku tawarin.
“hmm baiklah, ada jas hujannya tho?”
“iya mbak, tapi cuma satu, nanti dibelakang khan nggak kena hujan” kataku meyakinkannya, padahal dia sudah basah kuyup oleh hujan. tubuhnya yang aduhai cukup terlihat dengan seksi, wah aku yang beruntung nih dibandingkan teman-temanku tadi.
Dibawah hujan rintik, perempuan ini ada dibelakangku, aku sempat berpikir bila dia bukan penumpangku, wah pasti udah kugoda nih, tiba-tiba dia merapatkan dadanya dipunggungku.
“siapa nama Kamu?”
“Candra” jawabku sambil bertanya juga siapa namanya, dan ternyata dia bernama Elsa. tak terasa ternyata sudah sampai didepan rumahnya.
“kamu mampir dulu, Can, ntar Mbak buatkan kopi penghangat tubuh, sambil nunggu hujan reda” kata Elsa.
“makasih mbak, baiklah!” kataku sambil berpikir betapa beruntungnya aku. aku masuk rumah mengikuti Elsa dan duduk di bangku kayu.
“nih handuknya, dan diminum kopinya yaa” Elsa melirik kearahku yang basah kuyup. kulihat tubuhnya hanya dibalut baju piyama dan rambutnya masih diikat dengan handuk. dadanya terlihat menonjol besar sekali, wah pasti enak nih, aku meliriknya.
Beberapa manit kemudian muncul seorang perempuan lagi sambil menggendong seorang anak yang katanya berumur 13 bulan, dan mengenalkan diri sebagai Hanna, adik Elsa. bayi dalam gendongannya sudah tertidur, dan Hanna pamitan menidurkan anaknya.
“Kamu nginnap disini saja, Can, hujan malah tambah deras” kata Elsa lagi.
Wah, tawaran yang aku tunggu nih, aku segera memasukkan motorku ke garasi dan bergegas kembali kedalam sambil mengeringkan tubuhku. Saya menuju ruang TV tempat Elsa menikmati secangkir kopinya. setelah tahu aku datang, dia memberikan baju piyama kepadaku.
“Aku ganti dimana nih?” aku bertanya.
“Tuh dikamarku saja” jawab Elsa sambil menunjuk pintu kamar. aku bergegas masuk kamar, kemudian melucuti semua baju basahku dan memakai piyama itu. tanpa kusadari ternyata Elsa sudah berada di belakangku sambil memeluk aku. aku berbalik, dadaku bergetar melihat dia membuka tali piyamanya.
“Kenapa Can, takut yaa?”katanya sambil mendekat kearahku terus berjongkok didepanku. kulihat dadanya lumayan besar. dan membuat big penisku tegak berdiri.
“Woow, gedhe banget!!” kata Elsa manja sambil mengusap zakarku pelan-pelan.
CERITA LAINNYA
Bercinta Dengan Kakak Kelasku Yang Cute
Dan dikulumnya kontolku masuk kedalam mulutnya yang mungil. Kurasakan sensasi yang luar biasa. Terus dikocoknya kemaluanku, pelan-pelan penuh perasaan, kayaknya Elsa sudah mahir sekali. Kutarik bajunya hingga kami benar-benar telanjang. Kugendong tubuh Elsa ke ranjang dan kuletakkan di sudutnya. Kukulum bibirnya, dia membalas dengan napas memburu. Kuremas dadanya, payudara yang besar, halus dan kuning itu segera kulumat.
“Mmmhh,..nikmat sekali Cann,..”
“Teruuss,..Cannn”
Tanganku terus mengeranyangi kemaluan Elsa yang sudah basah, terus kujilati kelentitnya yang hangat, aku jambak rambut kemaluannya, Elsa menjerit sambil mengeluarkan cairan bening ke mulutku, dia menggelinjang, orgasme.
Terus kujilati cairan itu sampai habis, sesekali kusentil kelentitnya dengan lidahku.
“Cannn,..masukkan kontolmu, pleasee” kata Elsa sambil merem melek.
Langsung saja aku dekatkan batang kontolku ke arah lubang memeknya, kumasukkan kepalanya sedikit, Elsa tidak tahan lantas menaikkan pinggulnya dan tanpa terhalang kontolku masuk ke dalam memeknya.
Aku tusukkan pelan-pelan kontolku karena ukurannya terlalu besar bagi memek Elsa.
“Teruuss yang kencangg Cannnn”
“Ahh ahh uuhh” kusodok lebih keras, hingga berbunyi “sluugg, sluugg”. Sambil kuremas payudaranya yang sudah mengeras putingnya.
Gerakkanku semakin kesetanan, melihat Elsa merem melek sambil mendesah. Lebih dari setengah jam aku dalam posisi tradisional seperti itu, kulihat Elsa sudah lemas sekali, dia sudah berkali-kali orgasme.
“Sa, aku masukkan dalam yaa” kataku sambil mengocok kontolku terus di dalam memeknya.
“Hmmhh, terserah” kata Elsa sudah tidak jelas lagi dan croot croott, aku semburkan lahar panas ke dalam memeknya, Elsa lemas dan mungkin malah setengah pingsan, kemudian kucabut kontolku dan berbaring disampingnya.
Kupeluk Elsa yang kecapean, karena perjalanan siang tadi, ditambah harus melawan kontolku yang sudah cukup terkenal dikalangan cewek teman-temanku.
“Aku tidur dulu Cann, capek! Besok pagi bangunkan aku yaa” kata Elsa lagi.
Aku bangun, sambil mengenakan piyama lagi dan menuju keruang TV, aku baru tidak ingin tidur cepat nih, karena masih pukul 23.30 wib. kulihat Hanna masih duduk didepan TV dan memelototinya.
“Acaranya bagus In?” tanyaku berbasa-basi.
“Wah jelek nih, pusing jadinya..”katanya sekenanya.
“Tolong dong Can, ganti VCD saja, tuh didepan banyak VCD” kata Hanna lagi.
Dengan malas aku meraih VCD dan menghidupkan playernya, kusetel saja sebuah VCD tanpa gambar sampul disitu.
Setelah hidup akupun berbalik kearah Hanna sambil duduk di sofa, disampingnya.
Aku kaget ketika kulihat dilayar sebuah aksi yang sangat mendebarkan, seorang laki-laki yang bersenggama dengan empat cewek!
wah?!
“Kamu suka kayak gitu ya Han?” kataku menggoda. Hanna hanya tersenyum sambil berbisik kearahku.
“Ayo puaskan aku seperti kakakku tadi, aku tahu apa yang kau lakukan” Hanna melucuti pakaiannya, dan menarik tali tali piyamaku.
Burungku yang dari tadi sudah tegak dapat dilihat langsung oleh Hanna. Langsung saja Hanna meraup mulutku dan kami berciuman diatas sofa. bibir Hanna melumat bibirku. Keliatan sekali dia sangat bernafsu, mungkin dia sudah lama tidak pernah melakukannya. Kuangkat tubuhnya hingga dadanya ada didepan hidungku, kumasukkan putingnya kemulutku, kukulum, dan mmnnhh ternyata keluar air susunya.
“Wah, kamu ada susunya yaa?”kataku sambil terus meneguk susu tawar itu, maklum aku kehausan karena sudah ‘bermain’ dengan kakaknya.
“Iya, kamu habisin juga gak apa-apa, toh anakku sudah bobo sekarang!!?” aku semakin bersemangat.
Kusirup susu segar itu langsung dari pabriknya, belum pernah lagi aku merasakan hal ini, wah asyik sekali. Hanna terus menggelinjang sambil menggosok-gosokkan memeknya ke kontolku yang sudah tegak penuh.
Memeknya memang sudah sangat basah, aku maklum saja.
“Can, aku ingin langsung saja, kamu diam disitu, biar Hanna saja yang,..” Hanna terus berceloteh sambil memutar tubuhnya membelakangiku dan menghadap TV, didudukinya kontolku yang tegak berdiri keatas.
“Ahh, aauu” bless tanpa hambatan burungku segera bersarang ke memekanya.
Dengan brutal, seperti orang kelaparan, Hanna menggenjot tubuhnya, hingga kontolku keluar masuk dan mengesek dinding memeknya. dari pantulan kaca kulihat buah dada Hanna naik turun dengan cepat. Terus kuraih saja dan kupilin-pilin, tiba-tiba tanganku sudah basah dengan air susu yang banyak keluar dari toketnya.
“Mmhh,..terus, Hann” desisku
Hanna terus menggoyang sambil sesekali mendongak keatas hingga rambutnya menyabet wajahku.
“Ahh,..teruss” aku kenikmatan. sambil meremas-remas payudaranya. Setelah lima belas menit kemudian aku tak kuat lagi, kusemprotkan air maniku keatas, membasahi dinding memeknya yang hangat.
“Ahh..” Hanna berhenti kecapaian, aku juga sangat kecapaian.
“Maafkan aku Han, aku mungkin belum bisa memuaskan kamu, tapi besok lagi, pasti kamu kubuat pingsan” kataku cepat sambil memeluknya.
“Aduh Cann, jangan salah, walau kamu diam tadi, aku malah dapat orgasme berkali-kali, kamu hebat!” kata Hanna.
Dia memelukku sambil mengusap-usap kontolku yang masih basah oleh mani, kemudian dia mendekatkan wajahnya dan menjilati mani yang tersisa di batang kontolku sampai habis.
Begitulah cerita singkatku, sebagai tukang ojek yang sangat beruntung malam itu. Kejadian itu berulang terus seminggu dua kali, tiap kali Hanna ataupun Elsa membutuhkan kehangatanku, aku segera datang memenuhinya, hingga saat ini. Bahkan sejak satu setengah bulan yang lalu, aku tinggal dirumah itu sambil menggarap skripsi disana.
Dan tentunya menjadi teman ranjang mereka berdua. Namun yang membuat aku gundah sekarang, Elsa yang berusia 31 tahun hamil 4 bulan sejak mei 2002 kemaren, dan aku tahu pasti itu karena ulahku. Aku berencana menikahi keduanya, karena mereka sudah sangat baik padaku dan membiayai kuliah dan hidupku.
